B
eberapa anak sungai yang jernih dan deras kami lewati dari atas jembatan-jembatan. Ini pertanda bahwa lokasi curug sudah lumayan dekat. Di sisa perjalanan menanjak menuju curug hanya ada jalan berbatu yang terata rapi. Karena kami menggunakan motor matic, satu persatu harus naik turun bergantian menaklukan jalanan batu ini. Akan sangat riskan jika kami memaksakan naik berboncengan, yang ada bisa rusak motornya.

Jembatan kayu dengan aliran sungai yang deras
Rumah-rumah kecil tersembunyi diantara rimbunnya pepohonan damar. Dari atas sana hanya terlihat atap-atap kecil berwarna merah bata dari genting-genting yang tertata rapi. Anjing-anjing liar terlihat bermalas-malasan di bawah rimbunnya pepohonan. Cuaca yang sejuk dengan semilir angin gunung membuat siapa saja merasa terbius. Waktu seakan lambat, dunia seakan begitu damai hingga bersantai-santai seakan sudah menjadi hal yang wajib. Continue reading